"sepertinya, dalam kesempatan, yang ada, dimana Hilary Klinton, mengadakan kunjungan di dua tempat, Colorado, dan Texsas, disana warga berdatangan untuk melihat langsung, bagaimana pidatonya, dalam pertemuan di dua tempat yang paling penting itu, bagaikan warga di dua tempat itu berambisi akan mendukung Hilary klinton buat menjadi Presiden Amerika." Demikian andriluntungan pengamat International, mengatakan pada online, siang tadi waktu Amerika.
Dan andri juga mengatakan, seandainya, pada akhirnya dalam pemilihan dan yang terlihat dimana dua tempat itu warganya benar-benar mendukung, setidaknya, suara Hilary Klinton, didua tempat itu harus besar, baik di Kolorado juga di Texsas, artinya jika warga disana tidak mengingkari pilihannya,"Namun jika nantinya, sebagian kecil, orang disana ada yang tidak berminat buat memilih, Hilary Klinton, berarti suara di dua tempat itu tidak seratus persen, melainkan "hanya tujupuluh persen." Dan sisahnya akan dapat digunakan oleh calon laiinnya.. UngkapNya.
Andri juga menambahkan, seharusnya, jika warga di tempat itu punya niat dengan sungguh-sungguh akan mendukung Hilary Klinton, tidak perlu ada keraguan disana. dan mereka harus dengan segala keiklasan dan penuh dengan rasa memiliki, gak perlu suaranya, cukup diberikan saja pada Hilary Klinton. Namun jika sebaliknya, yang terjadi, bisa dikatakan disana warganya belum siap buat mendukung Perempuan duduk menjadi Presiden Amerika."atau mungkin juga dua tempat itu, tidak pernah merasa terlahirkan dari kalangan perempuan,sehingga, mereka memandang perempuan bagaikan sebalah mata,. atau mereka sepertinya memandang Ibunya tidak pernah memberikan susu, dan mengasuh mereka, mungkin seperti itu.?" Namun bagi mereka yang pernah merasakan terlahir dari kalangan perempuan, setidaknya dia sebagai manusia akan setia membela IbuNya, atau selalu menjaga, dan memberikan kebahagiaan kepada IbuNya. itulah jika dia anak-anak selalu sayang pada Ibunya, diluar itu tetntu tanda tanya,? terlepas semua itu, bagi mereka, seorang selalu sayang pada Ibunya, pasti akan selalu menghormati Perempuan, atau rasa membela terhadap perempuan sangat tinggi, lain lagi bagi mereka, terlahir penuh dengan kenakalan, seperti menjadi pemabok, penjudi, pelacur, pembohong dan segala prilaku kriminal lainnya pernah dia lakukan, biasannya, oranag seperti itu, sangat kurang menghargai perempuan atau ibuNya.
dia-hidup tidak bisa diatur, dia tidak pernah mengukti printah Tuhan, dia tidak pernah membaca Alkitab, dan dia juga hidup semua-nya sendiri, inilah orang -orang yang sidebut Bar-Bar.Pertanyaannya, apakah anda 0anda mau disebut seperti itu,? jawabnya, tidak, Jika tidak berarti, setidaknya, perlu memberikan dukungan buat perempuan, "begitu juga, bagi kalangan pria, yang benar-benar menghargai Istrinya, setidaknya, dia juga harus dengan lantang mengatakan mendukung perempuan." Biasanya bagi pria yang arogan, dan kurang setia pada istrinya, sepertinya, mereka kurang sekali buat mendukung perempuan, mungkin bisa juga, dia justru merendahkan perempuan, seperti menyiksa, memarahi, mencaci maki, dan bentuk -bentuk lainnya yang mebuat sakit hati perempuan, inilah pria-pria yang tidak setia.
Mungkin jika disebut seperti itu, ada yang marah atau mungkin juga saat ini ada yang sedang tersinggung,namun demikian seharusnya, bagi mereka yang tidak pernah berbuat seperti itu tidak perlu marah,? dan buat apa juga marah jika tidak seperti itu. "Okey sekarang, tidak perlu ada dusta, atau belajar munafik, tetapi semua sekarang belajar jujur, bisa saya bertanya, apakah anda sayang pada Istri,? dan benarkah anda adalah pria yang setia.? jika jawabnya, ya, setidaknya. anda sebagai pria, bisa juga dengan semangat disaat pemilihan Presiden nanti di Amerika, setidaknya membela perempuan untuk dapat duduk menjadi Presiden disana,-
dan kuburkan dulu, cerita, masalah partai, masukan dulu dalam pikiran anda buat selalu mendukung perempuan, apa dia dari partai Republik, juga dari Demokrat, artinya, belajarlah du;u dan berpikirlah dulu memmperjuangkan perempuan buat menang, jika bisa terjadi berarti Pria Amerika benar-benar, rasa membela perempuannya sangat tinggi. dan jika bisa terjadi di kolorado dan texas akan lebih baik, kata Andri.
Apa yang dikatakan andri dibenarkan oleh -
calon presiden Demokrat Hillary Clinton menerima dukungan Senin dari lengan politik Kaukus Kongres Hispanik.
CHC BOLD PAC dukungan datang sebagai baik Clinton dan lawan Senator Bernie Sanders (I-Vt.) Berlomba-lomba untuk memenangkan suara Latino, yang bisa menjadi penting dalam Super Tuesday negara utama seperti Texas dan Colorado.
Kedua kandidat mencari suatu dukungan dari kelompok, yang membantu calon terpilih yang mendukung isu-isu Latino. Mereka memilih Clinton dalam sebuah penilaian internal yang menyimpulkan Minggu, menurut Rep. Tony Cárdenas (D-Calif.), Ketua PAC. Dia menolak untuk mengungkapkan penghitungan suara, tapi itu aman untuk mengatakan itu berayun berat cara Clinton, karena mayoritas anggota Kaukus Kongres Hispanik sudah disahkan, dan hanya satu dari mereka, Rep. Raúl Grijalva (D-Ariz.), Memiliki disahkan Sanders.
"Saya selalu bangga berdiri dengan komunitas Latino, tidak hanya dalam memperjuangkan reformasi imigrasi yang komprehensif, tetapi berjuang untuk semua keluarga untuk memiliki kesempatan untuk maju dan berada di depan," kata Clinton, menambahkan bahwa ia berdiri dengan kaukus di isu-isu seperti ekonomi, kesenjangan upah, lingkungan dan pendidikan.
Cárdenas dan tiga anggota CHC lainnya pada konferensi pers memuji record dan platform Clinton, sementara mengkritik Sanders baik secara implisit maupun eksplisit. Clinton telah menjadi juara lama dari komunitas Latino dan bukan merupakan "Johnny-datang-belakangan ini," kata anggota. Mereka mengatakan mereka tidak tertarik pada kandidat yang hanya mengatakan hal yang benar - mereka sedang mencari seseorang yang benar-benar bisa mencapai nya janji.
"Kami senang Senator Sanders sebagai senator," kata Linda Sánchez (D-Calif.), Yang memimpin kaukus. "Tapi saya berpikir bahwa seringkali ia memiliki beberapa ide yang sangat utopis bagaimana ia dapat mereformasi negara dan Washington, DC pada khususnya. ... [Clinton] telah membangun hubungan tersebut untuk menavigasi dan mencoba untuk menyelesaikan sesuatu di tempat, diakui, sangat sedikit akan dilakukan. saya pikir yang membuatnya jauh lebih unggul. "
Cárdenas mengatakan mereka menghormati Sanders, tapi "ia telah gagal untuk berdiri dengan waktu kita masyarakat dan waktu lagi pada isu-isu yang paling penting bagi kita," mencatat senator memilih menentang RUU reformasi imigrasi 2007 yang komprehensif.
Clinton disebut-sebut dukungannya dari RUU yang dalam pernyataannya, meskipun ia tidak menunjukkan bahwa Sanders menentangnya. Dia bilang dia "akan berjuang untuk undang-undang reformasi imigrasi yang komprehensif dari saat saya mengambil kantor."
Sánchez dan Cárdenas, bergabung dengan Reps. Ruben Gallego (D-Ariz.) Dan Michelle Lujan Grisham (DN.M.), mengatakan mereka berharap orang akhirnya terpilih sebagai presiden akan bekerja dengan mereka pada isu-isu penting untuk Latinos, seperti pendidikan, kesehatan peduli, ekonomi dan imigrasi. Cárdenas mengatakan ia ingin presiden untuk "memukul tanah berjalan" - pukulan potensial pada Presiden Barack Obama, yang berjanji untuk mendorong reformasi imigrasi jangka pertama tetapi tidak benar-benar melakukannya dengan cara yang substantif sampai yang kedua.
"Kami telah melihat dalam sejarah negeri ini bahwa beberapa orang telah membuat prioritas, tapi dalam jangka kedua yang kita melihat mereka mulai momentum," kata Cárdenas.
Artikel ini diperbarui dengan pernyataan dari Clinton dan rincian dari konferensi pers.(Samantha-Amerika)
The latest Employment Situation report from the Bureau of Labor Statistics shows weekly employee earnings have grown $75 since tax reform passed, well short of the $4,000 to $9,000 annual increases projected by President Trump
Donald John TrumpRobert De Niro, Ben Stiller play Mueller and Cohen in 'SNL' parody of 'Meet the Parents' Trump order targets wide swath of public assistance programs Comey says Trump reacted to news of Russian meddling by asking if it changed election results MORE and House Speaker Paul Ryan
Paul Davis RyanTrump order targets wide swath of public assistance programs Sunday shows preview: White House officials talk Syria strike Wage growth well short of what was promised from tax reform MORE (R-Wis.).
During the three months following passage of the tax bill, the average American saw a $6.21 increase in average weekly earnings. Assuming 12 weeks of work during the three months following passage of the corporate tax cuts, this equates to a $75 increase.
Assuming a full 52 weeks of work, the $6.21 increase in weekly earnings would result in a $323 annual increase, nowhere near the minimum $4,000 promised and $9,000 potential annual increases projected by President Trump and Speaker Ryan if significant cuts were made to corporate tax rates.
Unless something drastically changes, it seems that Americans are going to have to settle for much less than the $4,000 to $9,000 projected wage increases. An extra $322 a year isn’t going to do much to pay down the $1 trillion in additional debt they are projected to take on as a result of the tax cuts.
Yet, a key part of the argument for the recently passed corporate tax cuts and more than a trillion dollars in debt was the substantial wage hike promised by the president’s Council of Economic Advisers (CEA).
From a document titled, “Corporate Tax Reform and Wages: Theory and Evidence,” on the White House’s website:
“Reducing the statutory federal corporate tax rate from 35 to 20 percent would, the analysis below suggests, increase average household income in the United States by, very conservatively, $4,000 annually.”
The document goes on to say:
“When we use the more optimistic estimates from the literature, wage boosts are over $9,000 for the average U.S. household.”
No less than Speaker Ryan’s website trumpeted the Council of Economic Advisers report claiming that on average, the proposed corporate tax cuts would result in at least a $4,000 annual increase in wages.
Now, some supporters of the tax bill may say this analysis is unfair because it is too early for the effects of the tax bill to show up in wages. By that logic, they also shouldn’t take credit for reported employment growth increases.
Still others may point to the $1,000 bonuses announced by some companies shortly after passage of the tax bill. First, that is significantly less than the promised $4,000 to $9,000. Second, these are not wage increases; these are one-time bonuses.
Will companies pay them again, and if so when? Third, the $1,000 represents a fraction of the estimated potential company tax savings.
Using 2016 net income, 2016 effective tax rates, the new 21-percent corporate tax rate and company bonuses, we estimated company bonuses as a percentage of a number of company’s potential tax savings. The results: In many cases, the bonuses represent a mere pittance of the possible tax savings.
Navient announced that it would be giving $1,000 bonuses to 98 percent of its 6,7000 employees, paying out nearly $7 million in bonuses. While that may seem generous, it pales in comparison to Navient’s potential tax savings.
Using Navient’s 2016 net income, its 2016 effective tax rate, estimated annual tax savings of nearly $200 million and its announced bonuses, we calculated that the announced bonuses represent less than 4 percent of Navient’s potential tax savings.
Turning to the airline industry, JetBlue’s employees might be feeling blue if they realized that their $1,000 bonuses are estimated to be less than 10 percent of JetBlue’s potential tax savings, while American Airlines’ bonuses are estimated to represent less than 15 percent of its estimated potential annual tax savings
Not to be outdone, Comcast’s bonuses represent less than 8 percent of its estimated potential annual tax savings, while Walmart appears downright generous, giving an estimated $0.16 of every dollar of its estimated potential annual tax savings to employees in the form of bonuses.
Source: Solutionomics
What happened to the minimum $4,000 promised? I guess like many promises by politicians, they were empty. Instead, they seem to have gone to share buybacks. For the period December 2017 through February 2018, share buybacks more than doubled to $200 million.
Is a $323 wage increase and a one-time bonus of $1,000 that represents a fraction of estimated potential company tax savings worth the more than $1 trillion in additional debt placed on Americans? Is this the best Congress could do? No.
Instead, Congress could have simply made each company’s tax cut contingent on each company increasing wages. The problem is that some companies receiving tax cuts didn’t raise wages.
If Congress had made each company’s tax cut contingent on each company’s wage increases, the American people would have gotten more bang for their tax cut bucks. Additionally, this would have created a real incentive for companies to raise wages: Increase wages, get a tax cut; don’t and you won’t.
If the justification for saddling the American people with at least $1 trillion in additional debt was greater wage growth, tax cuts should have been tied to each company’s wage growth; that’s just logical. That’s getting a better deal for the American people, and that’s getting a better return on investment.
Chris Macke is the founder of Solutionomics, a think tank focused on developing solutions for a more efficient, merit-based corporate tax code. He has advised the U.S. Federal Reserve by providing market updates and implications of monetary policy changes on asset valuations and market distortions, and he's a contributor to the Fed Beige Book. Find him on Twitter: @solutionomics.






































Tidak ada komentar:
Posting Komentar